Tergabungnya suatu alunan suara dari gitar, bass, drum, pianika, cello yang membawa kita kembali ke jaman 60 - 70 an. Tanpa tersadar mata ini terepejam mendengarkan lagu yang begitu indah dan sangat jadoel sekali. Keharmonisan antara suara musik ditambah merdunya suara sang penyanyi membuat tubuh ini mengalun dan ingin seperti dedaunan yang jatuh dari pohon tinggi, bergoyang ke kanan ke kiri, ke atas lalu ke bawah dan pelan - pelan jatuh ke bawah. Aku telah terbuai.
Bukankah alat - alat tersebut punya fungsi yang berbeda dan suara yang berbeda pula? Tapi kenapa bisa seperti itu? Aku tidak mengerti apa yang mereka lakukan dengan alat - alat itu. Mungkinkah gitar, bass, drum, pianika dan cello berkenalan dulu satu sama lain. Aku yakin mereka butuh waktu yang cukup lama untuk kenal satu sama lain karena mereka jelas berbeda. Mungkin juga mereka sempat bertengkar karena merasa tidak cocok atau tidak sama bentuknya karena salah satu diantara mereka merasa paling hebat dan ingin dihormati. Sepertinya ada juga yang merasa dia paling mahal dan paling antik. Ada juga yang merasa minder karena dia hanya digunakan sebentar. Biasanya hanya anak - anak SD saja yang menggunakannya tapi dia digunakan lagi oleh orang yang lebih dewasa. Dia minder.
Entah apa yang menyatukan mereka. Mereka bisa bersatu walaupun berbeda. Mereka bisa harmonis bahkan bisa saling mengisi satu sama lain. Mengisi kekosongan suara yang terdengar kurang indah menjadi lebih indah. Pasti ada dalang dibalik semua ini. Kalau saja diantara mereka ada yang egois pasti mereka tidak akan bisa seperti itu. Mengalunkan lagu dengan indah dan saling menyemangati satu sama lain. Mendeskripsikan sebuah keharmonisan, kata - kata ini sampai tidak bisa tertuang. Magnificent.
Untuk menikmatinya saja, mata dan telinga saja tidak cukup tapi juga dengan hati. Bukan liver tapi hati. Bisa juga disebut dengan qalbu. Dengan hati keharmonisan menjadi lebih indah. Bukan untuk didengar saja tapi juga dirasa. Bisa merasakan satu sama lain itu hebat. Mungkin mereka sudah sampai tahap itu.
Aku iri dengan mereka. Mereka yang berbeda tapi bisa harmonis bersatu mengalun sebuah lagu dengan merdu dan bisa membuat sendu dikala hati rindu ataupun ketika ingin mengadu dikala awan tidak lagi mampu menampung air yang menjadikannya hujan. Aku selalu berharap kami bisa seperti mereka. Kami tidak berbeda tapi kami sama, hanya bentuk dan bagaimana kami saja yang membuat kita berbeda. Pada hakikatnya kami itu sama. Suatu saat kami pun bisa harmonis seperti mereka. Dengan menghilangkan perbedaan kita pasti bisa sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar