Kamis, 15 Maret 2012

Manusia dan Binatang

Malam kemarin menjadi malam yang cukup menyenangkan buat gua. Abis selesai turnamen futsal lawan teknik. Sepertinya itu teknik all star. Yang sebelumnya gua sama tim FKM maen ngelawan MIPA. Menang dramatis sih, 2-2 terus dilanjutin penalty. Untungnya gua jadi penendang terakhir dan untungnya juga gua gak nendang penalty. Selama gua maen futsal, gua hampir gak pernah buat gol kalo lagi tendangan penalty. Gak tau kenapa sepertinya itu jadi trauma buat gua. Hari ini tim futsal FKM kalah lawan teknik. Padahal gua udah maen lebih bagus dari kemaren. Tim futsal FKM juga maen lebih bagus daripada teknik tapi sayangnya tim kita kurang beruntung dan berakhir kekalahan. Gua gak sedih karena gua udah maen bagus tadi gak kayak kemaren. Mungkin ini nih mental juara. Gua pengen banget angkat trofi futsal, soalnya waktu SMA gua gagal sama temen - temen gua. Padahal, udah masuk 8 besar tapi kita kalah 2-1 dan itu juga karena pelatih gua gak dateng. Waktu SMA dulu dan turnamen di Al Ma'soem tim futsal SMA gua gak didampingin pelatih pas udah di tengah jalan. Karena masalah internal. Itu yang membuat gua sama temen - temen ingin nunjukkin kalo kita bisa menang. Terbukti kita bisa maju terus sampe 8 besar dan sayangnya, tim gua kalah taktik dan pelatih lawan udah ngeliatin permainan tim futsal SMA gua dan dia berhasil membuat kita kalah. Kadang, dalam suatu pertandingan, pelatih memang sangat dibutuhkan untuk membuat strategi dalam bermain.

Ini juga yang gua rasain di futsal FKM. Gak ada pelatih. Untungnya, next tournament pelatih baru udah ada dan siap ngebantu untuk banggain fakultas gua ini. Gua berharap sih dengan adanya pelatih baru, gua dan temen - temen bisa ngejuarain kejuaraan dengan ngebawa nama fakultas gua. Amin. Gak nyangka kalo fakultas gua punya suporter. Biasanya tuh kalo fakultas gua ikut suatu pertandingan pasti suporternya hanya beberapa orang. Bisa diitung pake jari kaki. Kali ini beda, mungkin karena ada gua kali ya. Ehem. *benerin poni. Kali ini, suporter fakultas gua bener - bener keliatan. Mereka rame dan sepanjang pertandingan teriak - teriak dan nyanyi - nyanyi dengan seru. Mungkin, fakultas gua juga bisa menjadi penyeimbang. Biasanya kalo anak teknik tuh suporternya cowok semua dan rame banget. Dengan adanya fakultas gua dan suporter dari fakultas gua, jadi sedikit seimbang karena kebanyakan dari fakultas gua adalah kaum hawa. Cowok - cowok dari teknik bisa curi - curi pandang ke anak FKM, begitu juga para wanita FKM bisa curi - curi pandang ke anak teknik. Sayangnya, gua sebagai laki - laki, gak terlalu dilirik oleh wanita - wanita FKM. Sedih juga sih. Mereka sepertinya belom sadar kalo ada cowok kece di fakultas ini. Ibarat jarum di tumpukan jerami.

Gua langsung balik abis pertandingan dan briefing. Makan di tempat makan nasi uduk. Seperti makan malam biasa gua selalu ditemani oleh handphone tercinta. Gua makan sendirian diantara pasangan - pasangan yang ada di tempat makan tersebut. Ada pasangan pria dan wanita, wanita dan wanita, pria dan pria. Daripada gua berpasangan pria dan pria, lebih baik gua menyendiri. Rapuh sekali. Hati ini kosong seperti rumah kosong yang tidak berpenghuni. Terlalu banyak sarang laba - laba yang ada di dalam rumah yang membuat rumah ini menjadi sepi. Ngomongin laba - laba, gua jadi inget pelajaran parasitologi. Dosen gua ngejelasin tentang laba - laba gitu. Arachnida. Beliau bilang kalo laba - laba jantan adalah laba - laba yang paling romantis dan tragis yang pernah ada. Laba - laba jantan tidak akan pernah poligami atau selingkuh, dia akan memilih satu laba - laba betina. Laba - laba betina itu akan dia nikahi dan ketika laba - laba betina tersebut sudah mengandung telur - telur yang banyak, maka sang laba - laba jantan akan membiarkan tubuhnya untuk dimakan sebagai makanan anak - anaknya nanti. Walaupun nanti akan mati, tapi sperma sang jantan akan tetap tersimpan di dalam tubuh sang betina. Sperma yang ada di tubuh betina akan disemprotkan ke telur - telur yang ada di tubuh sang betina lalu jika telah terbuahi maka akan menjadi anak laba - laba baru. Para wanita di kelas gua langsung jerit histeris pengen punya pacar atau suami nanti kayak laba - laba. Apalagi yang kaya.
" Sayang, kalo aku sebentar lagi mati, semua hartaku ini milikmu ya!"
" Iyaaa sayaaang!"
Sambil histeris nangis mata air buaya putih. Abis itu diabisin duit suami yang meninggal dan cari suami baru. Hidup itu keras! Kayaknya agak sulit bagi wanita untuk mencari suami seperti itu. Laba - laba jantan itu terlalu bagus untuk diandaikan menjadi seorang manusia. Laki - laki kayak gua juga udah cukup kok untuk dijadiin suami *promosi diri.

Antara perasaan miris, sedih dan bangga pas ngeliat seorang anak dari penjual nasi uduk itu membantu mengangkat gelas - gelas yang selesai dicuci abis itu dibawa oleh tangannya yang masih kecil dan masih belom saatnya untuk memegang benda - benda seperti itu. Apalagi, tangan kanan memegang 3 gelas dan tangan kirinya juga memegang 3 gelas. Seharusnya, tangan - tangan itu baru belajar memegang pensil atau pensil warna untuk belajar menulis, menggambar dan mewarnai. Gua jadi inget waktu kecil gua. Gua kayaknya males banget untuk bantu - bantu orang tua. Mijitin orang tua aja suka males. Gua lebih suka mukulin tangan orang tua gua dengan semangat. Berharap suatu saat jadi petinju kayak Mohammad Ali. Pengen banget suatu saat ngebantu mereka dengan kedua tangan gua sendiri, dengan tubuh gua sendiri. Ya, suatu saat pasti bisa. Inget juga cerita binatang kalajengking. Dosen gua cerita kalo induk kalajengking sangat hebat. Dia membawa telur - telur yang banyak diatas tubuhnya. Dia membawa telur - telur yang nanti akan jadi anaknya. Memikul semua telur -telur itu sendirian. Mungkin, begitu pula yang ibu gua rasakan ketika mengandung gua di dalam kandungannya. Walaupun berat dan lelah, dia akan bertahan agar gua bisa lahir ke bumi ini dan menjadi seorang anak yang berguna nantinya. Gak salah kalo orang banyak bilang, ibu yang membunuh anaknya sendiri atau menganiaya anaknya sendiri perlakuannya melebihi binatang. Tidak pantas disebut manusia, apalagi binatang. Mungkin orang seperti itu derajatnya lebih rendah daripada binatang, sangat dibawah binatang. Begitu juga dengan anak yang tidak menghargai orangtua mereka apalagi ibu mereka. Sepertinya, mereka harus tau dulu rasanya mengandung atau menjadi ibu kalajengking terlebih dahulu untuk memikul telur -telur yang sangat banyak. Agar bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Love ur parents as long as they still alive and if they had past away, pray for them and show them that u can be a good child and can make them proud! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar