Waktu cepat berlalu
Sajak yang kutulis tidak akan pernah kau baca
Kurir waktu yang akan menyampaikan
Mengapa sepi
Selasa, 13 Desember 2016
Selasa, 22 November 2016
Masalah Klasik
Tiap menjelang senja rumah selalu ribut
Nampak sekejap lalu menghilang
Dari yang bubuk, lengket hingga cair
Semua dicoba
Namun mati satu tumbuh seribu
Tikus di rumah sulit ditipu
Mereka bahkan menyerang balik
Mengencingi alat makan
Menggerogoti kaus kesayangan
Mereka dimana - mana
Bagaimana cara membasmi
Sampai mereka punah
Oh !
Buat penelitian ilmiah
Khasiat ekor atau otak tikus
Untuk meningkatkan gairah hidup
Nampak sekejap lalu menghilang
Dari yang bubuk, lengket hingga cair
Semua dicoba
Namun mati satu tumbuh seribu
Tikus di rumah sulit ditipu
Mereka bahkan menyerang balik
Mengencingi alat makan
Menggerogoti kaus kesayangan
Mereka dimana - mana
Bagaimana cara membasmi
Sampai mereka punah
Oh !
Buat penelitian ilmiah
Khasiat ekor atau otak tikus
Untuk meningkatkan gairah hidup
Selasa, 15 November 2016
Atas Nama
Atas nama keyakinan
Biarlah menjadi abu
Asal bumi tidak diduduki orang sepertimu
Perkara yang sedang berdiri atau terlentang
Aku kembalikan atas nama
Atas nama rakyat
Kau tebar benih kebahagiaan
Yang tertanam pada setiap umat
Lalu kau tuai sebagian
Sisanya kau biarkan dimakan hama
Perkara untung dan rugi
Kelak bisa membuat lahan baru
Dan menyemai benih kegembiraan
Atas nama kesetaraan
Kau duduk aku berdiri
Terpisah antar warna gerbong
Kau malah sok berkuasa
Kini jalanan menjadi pink
Dan kau malah berteriak menolak
Tidak mau dimanja
Warna gerbong dicat ulang
Kau malah merengek
Ingin dipuja
Atas nama cinta
Tidak pernah salah
Hanya kalah
Biarlah menjadi abu
Asal bumi tidak diduduki orang sepertimu
Perkara yang sedang berdiri atau terlentang
Aku kembalikan atas nama
Atas nama rakyat
Kau tebar benih kebahagiaan
Yang tertanam pada setiap umat
Lalu kau tuai sebagian
Sisanya kau biarkan dimakan hama
Perkara untung dan rugi
Kelak bisa membuat lahan baru
Dan menyemai benih kegembiraan
Atas nama kesetaraan
Kau duduk aku berdiri
Terpisah antar warna gerbong
Kau malah sok berkuasa
Kini jalanan menjadi pink
Dan kau malah berteriak menolak
Tidak mau dimanja
Warna gerbong dicat ulang
Kau malah merengek
Ingin dipuja
Atas nama cinta
Tidak pernah salah
Hanya kalah
Sabtu, 11 Juni 2016
Di Waktu Subuh
Bulan masih nampak bercahaya
Sedangkan matahari masih berselimut debu angkasa
Mengerjapkan matanya sedikit
Ada yang sudah terbangun dan ada pula yang masih bermimpi
Ibu - ibu muda yang kewalahan
Si jabang bayi tidak ada hentinya menangis
Sedang si Ayah masih berjuang menghadang hempasan ombak
Berharap matahari melepaskan selimutnya
Di ruang lain
Para wanita yang menjajakan diri
Masih tidur terlelap
Kelelahan
Sementara ada sajadah masih terbentang
Memanjatkan doa meminta ampunan
Berharap dibuka pintu maaf
Di jalan raya
Mobil - mobil pribadi seliweran
Angkot dan bus sedang dipanasi
Berharap tidak mogok di tengah kemacetan
Di waktu subuh
Ada yang ingin diakhiri
Walaupun subuh sebuah permulaan
Tapi bukankah awal dan akhir berdekatan
Sedangkan subuh menjadi antara
Sedangkan matahari masih berselimut debu angkasa
Mengerjapkan matanya sedikit
Ada yang sudah terbangun dan ada pula yang masih bermimpi
Ibu - ibu muda yang kewalahan
Si jabang bayi tidak ada hentinya menangis
Sedang si Ayah masih berjuang menghadang hempasan ombak
Berharap matahari melepaskan selimutnya
Di ruang lain
Para wanita yang menjajakan diri
Masih tidur terlelap
Kelelahan
Sementara ada sajadah masih terbentang
Memanjatkan doa meminta ampunan
Berharap dibuka pintu maaf
Di jalan raya
Mobil - mobil pribadi seliweran
Angkot dan bus sedang dipanasi
Berharap tidak mogok di tengah kemacetan
Di waktu subuh
Ada yang ingin diakhiri
Walaupun subuh sebuah permulaan
Tapi bukankah awal dan akhir berdekatan
Sedangkan subuh menjadi antara
Selasa, 31 Mei 2016
Berbondong - bondong
Ayo berbondong - bondong ke kota
Kami ingin dicium oleh asap kota
Menghirup aroma karbon
Meramaikan jalanan yang bising
Galakkan urbanisasi
Kosongkan desa - desa
Ayo tinggal di kota
Semuanya ada dan beragam
Pelacur jalanan, koruptor berjalan hingga dakwah musiman
Tinggalkan pacul dan arit
Beralih ke tombol - tombol on off
Niscaya akan terlihat sukses
Tak ada lagi benih yang ditanam
Kita impor dari negeri miskin
Atau menciptakan beras artifisial
Melalui tombol - tombol on off
Jangan takut tidak dapat kerja
Di kota ada berbagai macam kerja
Kerja rodi, kerja paksa, kerja keras, kerja-in
Disini tidak ada pemalas
Semua pekerja keras
Tidak ada tanggal merah
Malah mereka menuntut menambah jumlah hari menjadi delapan
Tinggallah di kota
Jalan lengang dipadati
Jalan sempit disesaki
Jangan sampai ada ruang
Tidak seperti di desa
Yang sepi.
Kami ingin dicium oleh asap kota
Menghirup aroma karbon
Meramaikan jalanan yang bising
Galakkan urbanisasi
Kosongkan desa - desa
Ayo tinggal di kota
Semuanya ada dan beragam
Pelacur jalanan, koruptor berjalan hingga dakwah musiman
Tinggalkan pacul dan arit
Beralih ke tombol - tombol on off
Niscaya akan terlihat sukses
Tak ada lagi benih yang ditanam
Kita impor dari negeri miskin
Atau menciptakan beras artifisial
Melalui tombol - tombol on off
Jangan takut tidak dapat kerja
Di kota ada berbagai macam kerja
Kerja rodi, kerja paksa, kerja keras, kerja-in
Disini tidak ada pemalas
Semua pekerja keras
Tidak ada tanggal merah
Malah mereka menuntut menambah jumlah hari menjadi delapan
Tinggallah di kota
Jalan lengang dipadati
Jalan sempit disesaki
Jangan sampai ada ruang
Tidak seperti di desa
Yang sepi.
Kamis, 12 Mei 2016
Mencari - cari
Pada akhirnya kita kembali sendiri
Berjalan sendiri
Menuju apa yang dicari
Entah dipersimpangan akan berpapasan lalu menyapa
Atau membelakangi lalu mengacuhkan
Akhirnya apa yang dicari
Belum tentu akan ditemukan
Mungkin hilang atau ditelan kegelapan
Dalam pencarian : hal yang lama dan baru bisa saja ditemukan
Sedang yang dicari masih belum pasti
Lalu, sampai kapan pencarian berhenti
Disudut ruang gelap
Ada yang menunggu ditemukan
Berjalan sendiri
Menuju apa yang dicari
Entah dipersimpangan akan berpapasan lalu menyapa
Atau membelakangi lalu mengacuhkan
Akhirnya apa yang dicari
Belum tentu akan ditemukan
Mungkin hilang atau ditelan kegelapan
Dalam pencarian : hal yang lama dan baru bisa saja ditemukan
Sedang yang dicari masih belum pasti
Lalu, sampai kapan pencarian berhenti
Disudut ruang gelap
Ada yang menunggu ditemukan
Selasa, 26 April 2016
Menjadi Manusia
Aku adalah hewan yang berjiwa manusia. Aku bisa berubah ke berbagai bentuk hewan. Hewan liar, jinak maupun buas. Aku bisa menjadi hewan apa saja tetapi jiwa ini tetap manusia. Bergerak dengan insting yang terkadang kerakusan hewaniah tidak bisa dikendalikan. Jiwa ini berakal tapi tidak dapat dikendalikan oleh insting hewani. Membunuh, mencabik, menggigit hingga pura - pura jinak telah aku lakoni dalam berbagai bentuk hewan. Aku bisa menjadi kucing pemalas dan penurut ataupun menjadi ular berbisa yang berdesis dan menerkam dengan tenang, cepat dan mematikan jika sudah menemukan mangsanya.
Kini, aku mulai bosan menjadi hewan berjiwa manusia karena terkadang aku harus memakan bangkai dan membinasakan teman sendiri hanya karena masalah daging ataupun kekuasaan tempat. Aku bosan karena aku selalu menang karena jiwa manusia ini membantuku. Aku menjadi raja hewan. Tiada tandingan dan mereka telah tunduk. Kebosanan itu yang membuat aku ingin menjadi manusia.
Aku ingin menjadi manusia karena mereka bisa berbicara ragam bahasa bahkan mereka bisa bahasa hewan. Mereka adalah makhluk sempurna dengan tubuh yang sempurna dibanding kami : hewan. Mereka punya akal sedangkan kami hanya mempunyai insting. Otak mereka digunakan untuk berpikir sedangkan kami, hanya sebagai penghias organ tubuh untuk mengikuti naluri hewan kami. Mereka terlihat ramah dan sangat menyenangkan, saling menjaga dan saling menghormati. Aku berjiwa manusia tapi terperangkap dalam tubuh hewan dan aku tidak bisa berbicara manusia karena tubuh hewan ini.
Aku ingin menjadi manusia. Andai manusia itu mendengarkanku. Aku menggonggong mereka kabur, Aku mengeong mereka beri aku susu, Aku berdesis mereka tidak peka dan ketika aku mengaum mereka bersorak. Mereka tidak mengerti yang aku sampaikan. Aku ingin menjadi manusia. Tubuh dan jiwa manusia agar aku bisa menjadi seperti mereka yang saling menghormati, menjaga dan menyayangi sesama manusia. Tidak seperti kami yang terkadang karena masalah daging sedikit bisa saling bunuh hingga meninggalkan kawanan. Aku ingin menjadi manusia : makhluk sempurna. Hewan berjiwa manusia saja iri apalagi makhluk lain.
Kini, aku mulai bosan menjadi hewan berjiwa manusia karena terkadang aku harus memakan bangkai dan membinasakan teman sendiri hanya karena masalah daging ataupun kekuasaan tempat. Aku bosan karena aku selalu menang karena jiwa manusia ini membantuku. Aku menjadi raja hewan. Tiada tandingan dan mereka telah tunduk. Kebosanan itu yang membuat aku ingin menjadi manusia.
Aku ingin menjadi manusia karena mereka bisa berbicara ragam bahasa bahkan mereka bisa bahasa hewan. Mereka adalah makhluk sempurna dengan tubuh yang sempurna dibanding kami : hewan. Mereka punya akal sedangkan kami hanya mempunyai insting. Otak mereka digunakan untuk berpikir sedangkan kami, hanya sebagai penghias organ tubuh untuk mengikuti naluri hewan kami. Mereka terlihat ramah dan sangat menyenangkan, saling menjaga dan saling menghormati. Aku berjiwa manusia tapi terperangkap dalam tubuh hewan dan aku tidak bisa berbicara manusia karena tubuh hewan ini.
Aku ingin menjadi manusia. Andai manusia itu mendengarkanku. Aku menggonggong mereka kabur, Aku mengeong mereka beri aku susu, Aku berdesis mereka tidak peka dan ketika aku mengaum mereka bersorak. Mereka tidak mengerti yang aku sampaikan. Aku ingin menjadi manusia. Tubuh dan jiwa manusia agar aku bisa menjadi seperti mereka yang saling menghormati, menjaga dan menyayangi sesama manusia. Tidak seperti kami yang terkadang karena masalah daging sedikit bisa saling bunuh hingga meninggalkan kawanan. Aku ingin menjadi manusia : makhluk sempurna. Hewan berjiwa manusia saja iri apalagi makhluk lain.
Sabtu, 16 April 2016
Berpikir sejenak (7)
Mempunyai pendidikan tinggi tentunya menjadi sebuah impian bagi banyak orang. Ada yang sudah mencapainya dan ada pula yang sedang memperjuangkannya. Dengan mempunyai pendidikan yang tinggi juga diharapkan bisa mendapatkan penghasilan sesuai harapan karena untuk sekolah di universitas saja sudah butuh banyak biaya.
Seharusnya kita bisa bersyukur dengan mencapai pendidikan yang tinggi karena kita hanya sebagian kecil dari sekian ratus juta orang Indonesia yang masih sulit mendapatkan akses belajar dan mencapai pendidikan yang tinggi. Sayangnya sebagai manusia kita masih kurang bersyukur. Lihat saja pelajar - pelajar sekarang bagaimana perilaku mereka. Mungkin saja nilai akademis mereka baik tapi untuk attitude dan manner masih harus dipertanyakan. Banyak yang kita bisa jadikan contoh. Pejabat - pejabat yang ada di negeri ini, mereka adalah orang - orang terpelajar dan terpilih mempunyai wawasan tinggi tapi kenapa mereka melakukan korupsi? Betapa kejamnnya sebuah uang. Ia hanya benda mati tapi dapat membius dan mempengaruhi orang - orang terpelajar.
Pejabat seharusnya memperhatikan rakyat bukan diri sendiri. Ilmu yang mereka dapat digunakan untuk membodohi rakyat dengan bahasa yang tidak mudah dimengerti. Lalu bagaimana dengan attitude dan manner? Itu semua pun mulai memudar. Lihat saja perilaku para petinggi di Indonesia. Mereka malah bermewah - mewahan apalagi dengan rencana pembangunan gedung perpustakaan di DPR. Padahal di ujung negeri ini masih banyak yang buta huruf dan tidak bisa mendapatkan akses buku yang bagus.
Lantas bagaimana dengan sila kelima dari pancasila? Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Masih jauh dari itu. Kini, sebagai pemuda kita tidak bisa terus menerus mengeluhi sebuah keadaan tapi memikirkan sebuah ide untuk diterapkan agar Indonesia bisa menjadi lebih baik. Karena generasi muda adalah penerus bagi kemajuan di negeri ini. Kualitas generasi muda Indonesia sekarang bisa menjadi proyeksi bagaimana Indonesia ke depan. Sudahkah kita berpikir kesana? Di tahun dimana kita menjadi pemimpin negeri dan pengambil keputusan. Akankah kita mencontoh para penguasa saat ini?
Seharusnya kita bisa bersyukur dengan mencapai pendidikan yang tinggi karena kita hanya sebagian kecil dari sekian ratus juta orang Indonesia yang masih sulit mendapatkan akses belajar dan mencapai pendidikan yang tinggi. Sayangnya sebagai manusia kita masih kurang bersyukur. Lihat saja pelajar - pelajar sekarang bagaimana perilaku mereka. Mungkin saja nilai akademis mereka baik tapi untuk attitude dan manner masih harus dipertanyakan. Banyak yang kita bisa jadikan contoh. Pejabat - pejabat yang ada di negeri ini, mereka adalah orang - orang terpelajar dan terpilih mempunyai wawasan tinggi tapi kenapa mereka melakukan korupsi? Betapa kejamnnya sebuah uang. Ia hanya benda mati tapi dapat membius dan mempengaruhi orang - orang terpelajar.
Pejabat seharusnya memperhatikan rakyat bukan diri sendiri. Ilmu yang mereka dapat digunakan untuk membodohi rakyat dengan bahasa yang tidak mudah dimengerti. Lalu bagaimana dengan attitude dan manner? Itu semua pun mulai memudar. Lihat saja perilaku para petinggi di Indonesia. Mereka malah bermewah - mewahan apalagi dengan rencana pembangunan gedung perpustakaan di DPR. Padahal di ujung negeri ini masih banyak yang buta huruf dan tidak bisa mendapatkan akses buku yang bagus.
Lantas bagaimana dengan sila kelima dari pancasila? Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Masih jauh dari itu. Kini, sebagai pemuda kita tidak bisa terus menerus mengeluhi sebuah keadaan tapi memikirkan sebuah ide untuk diterapkan agar Indonesia bisa menjadi lebih baik. Karena generasi muda adalah penerus bagi kemajuan di negeri ini. Kualitas generasi muda Indonesia sekarang bisa menjadi proyeksi bagaimana Indonesia ke depan. Sudahkah kita berpikir kesana? Di tahun dimana kita menjadi pemimpin negeri dan pengambil keputusan. Akankah kita mencontoh para penguasa saat ini?
Rabu, 03 Februari 2016
Harus Bagaimana
Sang anak bersenandung di jalan
Dengan suara yang nanar
Diiringi merdunya suara sang bunda
Sedangkan bangku - bangku sekolah sering dirindukan
Anjing dan kucing dirawat
Dimandikan sewangi perawan kota
Diberinya makan daging dan tempat buang hajat
Dibuatkannya rumah yang nyaman
Di tempat lain ada yang tidur di rumah kucing
Kemana arah semua ini
Mengapa tidak sinkron
Di pepohonan pusat kota ada anjing buang hajat
Dengan suara yang nanar
Diiringi merdunya suara sang bunda
Sedangkan bangku - bangku sekolah sering dirindukan
Anjing dan kucing dirawat
Dimandikan sewangi perawan kota
Diberinya makan daging dan tempat buang hajat
Dibuatkannya rumah yang nyaman
Di tempat lain ada yang tidur di rumah kucing
Kemana arah semua ini
Mengapa tidak sinkron
Di pepohonan pusat kota ada anjing buang hajat
Selasa, 26 Januari 2016
Kepada Pemeluk Modal
Kepada pemeluk modal
Aku berpegang teguh
Atas jasamu aku bersungguh - sungguh
Mengabdi demi keuntungan
Menepis kerugian
Syarat dan aturan akan dipenuhi
Demi keberlangsungan untung dan untung
Jikalau rugi aku akan tetap berdiri
Asal jangan kau suruh kami duduk manis
Keselamatan kami diutamakan
Jika untung sudah datang
Tak apalah asap solder aku hirup
Aku anggap sebagai asap rokok
Asalkan istri selalu menanti
Aku akan mengabdi
Aku berpegang teguh
Atas jasamu aku bersungguh - sungguh
Mengabdi demi keuntungan
Menepis kerugian
Syarat dan aturan akan dipenuhi
Demi keberlangsungan untung dan untung
Jikalau rugi aku akan tetap berdiri
Asal jangan kau suruh kami duduk manis
Keselamatan kami diutamakan
Jika untung sudah datang
Tak apalah asap solder aku hirup
Aku anggap sebagai asap rokok
Asalkan istri selalu menanti
Aku akan mengabdi
Senin, 25 Januari 2016
Senandung Hujan
Mampirlah sejenak
Kau akan tahu betapa sunyinya tempat ini
Menetaplah
Kegelisahanmu perlahan akan hilang
Menginaplah sementara
Diluar hujan badai tak kunjung reda
Tinggallah
Dari sini kau akan melihat pelangi
Kau akan tahu betapa sunyinya tempat ini
Menetaplah
Kegelisahanmu perlahan akan hilang
Menginaplah sementara
Diluar hujan badai tak kunjung reda
Tinggallah
Dari sini kau akan melihat pelangi
Senin, 18 Januari 2016
Siapa yang Salah? Aku atau Kamu
Siapa yang salah?
Aku yang salah?
Berijazah sekolah rakyat
Mampu membaca tapi tidak mengkaji
Mampu menulis tapi tidak berisi
Aku mengeluh kepada Kamu
Mengapa Kamu tidak mengajari?
Malah berkumpul bersama elitis
Katanya, demi masa depan rakyat kecil
Mengkaji sampai pagi
Tulisan yang sarat makna tapi tidak berjiwa
Siapa yang salah?
Kamu yang salah?
Bergelar Professor, Doktor, Master
Berbicara dengan berbagai bahasa
Semua tangan pejabat sudah disalami
Lalu Kamu mengeluh kepada Aku
Mengapa Aku tidak bekerja?
Mengapa Aku tidak belajar?
Malah berkumpul ha ha hi hi
Catur di siang hari gaple di malamnya
Katanya, Kamu sudah memikirkan Aku
Demi masa depan cerah
Semua tangan temanku sudah disalami
Bekal untuk masa depan
Lalu Aku mengeluh lagi kepada Kamu
Kamu balas menyalami Aku
Menjadi Kita
Siapa yang disalahkan?
Aku yang salah?
Berijazah sekolah rakyat
Mampu membaca tapi tidak mengkaji
Mampu menulis tapi tidak berisi
Aku mengeluh kepada Kamu
Mengapa Kamu tidak mengajari?
Malah berkumpul bersama elitis
Katanya, demi masa depan rakyat kecil
Mengkaji sampai pagi
Tulisan yang sarat makna tapi tidak berjiwa
Siapa yang salah?
Kamu yang salah?
Bergelar Professor, Doktor, Master
Berbicara dengan berbagai bahasa
Semua tangan pejabat sudah disalami
Lalu Kamu mengeluh kepada Aku
Mengapa Aku tidak bekerja?
Mengapa Aku tidak belajar?
Malah berkumpul ha ha hi hi
Catur di siang hari gaple di malamnya
Katanya, Kamu sudah memikirkan Aku
Demi masa depan cerah
Semua tangan temanku sudah disalami
Bekal untuk masa depan
Lalu Aku mengeluh lagi kepada Kamu
Kamu balas menyalami Aku
Menjadi Kita
Siapa yang disalahkan?
Kamis, 14 Januari 2016
Nyaris Tragis
Aku dan kamu pernah menjadi kita
Kini, kita sudah tiada
Menjadi kata ganti tunggal
Oleh sebuah jamak
Kini, kita sudah tiada
Menjadi kata ganti tunggal
Oleh sebuah jamak
Selasa, 12 Januari 2016
Jalan - jalan
Mari berjalan - jalan keliling angkasa
Kita keliling planet
Mars, Saturnus, Neptunus
Katanya, Mars bisa menggantikan Bumi
Sebagai penampungan kedua makhluk sempurna
Jika suatu saat Bumi sudah tidak berisi
Ayo lanjut keliling angkasa
Kita keliling galaksi
Ada Andromeda, Sombrero, Black Eye
Mereka tampak asing
Diantara puing - puing angkasa
Bergerak tidak beraturan
Dari galaksi ini Bumi sudah tidak nampak
Kecil sekali
Seperti titik di kertas dengan tinta biru
Ayo kita lanjut
Menuju batas angkasa
Darisana kita bisa melihat jurang angkasa
Katanya sebagai pemisah baik dan buruk
Disana juga ada ruang penghubung
Menghubungkan antara yang fana dan nyata
Menyingkap semua rahasia semesta
Disana, semua pertanyaan terjawab!
Minggu, 10 Januari 2016
Industrialis-me
Sekarang sawah - sawah mulai sepi
Asap industri mengebul
Pacul sudah usang
Terlalu berat
Diganti tombol - tombol hidup dan mati
Tinggal pijit
Praktis
Tidak ada bau matahari
Hanya bau oli dan suara mesin yang menderu
Kerbau - kerbau tidak lagi membajak
Mereka diganti oleh mesin bubut
Asap industri mengebul
Menjulang ke langit
Hitam pekat lalu menyebar ke seluruh negeri
Di ujung negeri sana ada yang mati
Katanya kanker paru - paru
Suara mesin berdengung dengan bising
Kerbau baru disembelih
Asap industri mengebul
Pacul sudah usang
Terlalu berat
Diganti tombol - tombol hidup dan mati
Tinggal pijit
Praktis
Tidak ada bau matahari
Hanya bau oli dan suara mesin yang menderu
Kerbau - kerbau tidak lagi membajak
Mereka diganti oleh mesin bubut
Asap industri mengebul
Menjulang ke langit
Hitam pekat lalu menyebar ke seluruh negeri
Di ujung negeri sana ada yang mati
Katanya kanker paru - paru
Suara mesin berdengung dengan bising
Kerbau baru disembelih
Sabtu, 09 Januari 2016
Malam yang Sunyi
Di kesunyian malam
Aku berpikir
Jarang sekali aku memujimu
Aku selalu meminta dan meminta
Bahkan hingga menyuruh
Kau jarang mengeluh
Walau wajahmu tampak lusuh
Tubuhmu mulai payah
Tak heran kau kini lebih suka bersandar
Ketimbang berjalan mengambil cangkir kopi
Kau tak sadar telah menua
Hidup terlalu cepat dan singkat
Seperti bayi yang terlahir
Dan lansia renta yang meninggal
Keduanya terdapat tangisan
Dalam perspektif yang berbeda
Di kesunyian malam
Aku bertanya
Apakah raga bisa ditukar?
Aku berpikir
Jarang sekali aku memujimu
Aku selalu meminta dan meminta
Bahkan hingga menyuruh
Kau jarang mengeluh
Walau wajahmu tampak lusuh
Tubuhmu mulai payah
Tak heran kau kini lebih suka bersandar
Ketimbang berjalan mengambil cangkir kopi
Kau tak sadar telah menua
Hidup terlalu cepat dan singkat
Seperti bayi yang terlahir
Dan lansia renta yang meninggal
Keduanya terdapat tangisan
Dalam perspektif yang berbeda
Di kesunyian malam
Aku bertanya
Apakah raga bisa ditukar?
Senin, 04 Januari 2016
Kehampaan
Aku berada diantara deburan ombak dan ilalang yang bergoyang
Angin yang membuatnya begitu
Menenangkan
Aku berada pada perjumpaan dan perpisahan
Keadaan yang membuatnya begitu
Membingungkan
Aku menjumpai deburan ombak lalu berpisah pada ilalang yang bergoyang
Aku menemukan kehampaan
Tidak ada lagi ketenangan ataupun kebingungan
Hanya hampa
Angin yang membuatnya begitu
Menenangkan
Aku berada pada perjumpaan dan perpisahan
Keadaan yang membuatnya begitu
Membingungkan
Aku menjumpai deburan ombak lalu berpisah pada ilalang yang bergoyang
Aku menemukan kehampaan
Tidak ada lagi ketenangan ataupun kebingungan
Hanya hampa
Langganan:
Postingan (Atom)