Suara bergemuruh dari pagi hingga malam
Pagi yang tenang dan malam yang sunyi
Berganti menjadi percikan api
Udara menjadi sesak
Air keruh merah
Tanah cokelat hitam kemerahan
Sungai jernih kemerahan
Pohon hijau tinggal batang
Teriakan kebencian dan ketakutan
Tangis haru dan dendam
Pagi tak lagi buta
Malam tak lagi sepi
Suara peluru yang jatuh
Suara cipratan merah
Suara raga yang terjatuh
Tidak hanya laut saja yang merah
Daratan pun bisa merah
Biarkan hujan turun deras
Membawa merah ke sungai lalu ke laut
Senin, 31 Maret 2014
Senin, 24 Maret 2014
Mereka sedang Bermimpi
Mereka lebih memilih diam dan bungkam
Daripada mati ditembus peluru
Kematian dan tekanan membuat ketakutan
Hanya bisa terdiam meratapi keadaan
Mati pelan – pelan ditelan kegelisahan
Cacat dikarenakan kepalsuan dan kemunafikan
Topeng – topeng melekat seperti wajah asli
Aku hanya diam tak bersuara sambil mengganti topeng
lain
Mereka bersuara dan berteriak
Bersama toa dan ratusan massa
Meneriaki kegelisahan di era kemerosotan
Aku hanya diam tak bersuara
Biarkan mereka berteriak sampai pita suara hilang
Bukankah itu lebih baik?
Mencopot kedua kuping ketika mereka berteriak
Mereka berteriak gembira
Puja puji bertebaran dimana mana
Semarak kegembiraan
Aku hanya diam tak bersuara
Mereka sedang bermimpi
Sabtu, 15 Maret 2014
Sekantung Harapan
Sebuah kantung kecil yang tidak berat
Berwarna cokelat bertali hitam
Tergeletak di pinggir jalan
Entah punya siapa
Kosong
Gelap dan tidak ada apa - apa
Berharap sebuah mutiara sehingga aku bisa menjualnya
Aku kembalikan ke tempat asal
Membiarkannya tersiram debu dan asap jalanan
Bermandikan cahaya matahari
Bersama suara pedagang asongan
Jelek, lusuh, kumel
Tidak menarik
Siapa pula yang ingin mengambilnya
Hanya sebuah kantung kosong dan gelap
Aku tidak peduli
Tidak ada yang peduli
Lebih baik pergi bersama bus berasap hitam
Berwarna cokelat bertali hitam
Tergeletak di pinggir jalan
Entah punya siapa
Kosong
Gelap dan tidak ada apa - apa
Berharap sebuah mutiara sehingga aku bisa menjualnya
Aku kembalikan ke tempat asal
Membiarkannya tersiram debu dan asap jalanan
Bermandikan cahaya matahari
Bersama suara pedagang asongan
Jelek, lusuh, kumel
Tidak menarik
Siapa pula yang ingin mengambilnya
Hanya sebuah kantung kosong dan gelap
Aku tidak peduli
Tidak ada yang peduli
Lebih baik pergi bersama bus berasap hitam
Minggu, 09 Maret 2014
Air
Saat gemericik ia menenangkan
Tapi tidak ketika bergemuruh
Ia mengerikan
Hujan pagi ini menenangkan
Bulir air yang jatuh perlahan
Membasahi daun hijau dan menjatuhkannya ke tanah
Suasana hening
Tidak ada kendaraan lewat
Hanya pohon - pohon yang terlihat segar sehabis mandi
Air menyapu semua kotoran dan membawanya ke sungai
Hujan malam ini mengerikan
Bulir air yang jatuh dengan cepat
Membasahi kulit dan melukainya
Seakan ditusuk - tusuk oleh jarum
Suasana bergemuruh
Tidak ada kendaraan lewat
Sungai meluap menghempas apapun yang dilewatinya
Tidak peduli hidup atau mati
Sama saja seperti manusia
Air juga punya sisi baik dan jahat
Tergantung bagaimana kita memperlakukannya
Air akan selalu begitu
Ia tidak akan pernah berubah
Begitu juga dengan manusia
Tapi tidak ketika bergemuruh
Ia mengerikan
Hujan pagi ini menenangkan
Bulir air yang jatuh perlahan
Membasahi daun hijau dan menjatuhkannya ke tanah
Suasana hening
Tidak ada kendaraan lewat
Hanya pohon - pohon yang terlihat segar sehabis mandi
Air menyapu semua kotoran dan membawanya ke sungai
Hujan malam ini mengerikan
Bulir air yang jatuh dengan cepat
Membasahi kulit dan melukainya
Seakan ditusuk - tusuk oleh jarum
Suasana bergemuruh
Tidak ada kendaraan lewat
Sungai meluap menghempas apapun yang dilewatinya
Tidak peduli hidup atau mati
Sama saja seperti manusia
Air juga punya sisi baik dan jahat
Tergantung bagaimana kita memperlakukannya
Air akan selalu begitu
Ia tidak akan pernah berubah
Begitu juga dengan manusia
Minggu, 02 Maret 2014
Di Persimpangan
Kita berlari menuju kesana
Bersama keringat yang membasahi tubuh
Kita tidak akan berhenti
Karena disana kita akan berdiri
Kita akan terus berlari
Mengejar dan menggapai mimpi - mimpi
Kita tidak akan berhenti
Karena bersama mimpi kita hidup
Di persimpangan jalan kita berhenti
Ada yang ke kiri, ke kanan dan tetap lurus
Kita terpisah
Mereka memilih jalannya sendiri
Aku masih di persimpangan jalan
Aku lupa dengan jalan yang harus dipilih
Aku terus memikirkan jalan yang mana yang baik
Untuk sementara aku berada disini
Terlalu takut dengan jalan yang akan dipilih
Bersama keringat yang membasahi tubuh
Kita tidak akan berhenti
Karena disana kita akan berdiri
Kita akan terus berlari
Mengejar dan menggapai mimpi - mimpi
Kita tidak akan berhenti
Karena bersama mimpi kita hidup
Di persimpangan jalan kita berhenti
Ada yang ke kiri, ke kanan dan tetap lurus
Kita terpisah
Mereka memilih jalannya sendiri
Aku masih di persimpangan jalan
Aku lupa dengan jalan yang harus dipilih
Aku terus memikirkan jalan yang mana yang baik
Untuk sementara aku berada disini
Terlalu takut dengan jalan yang akan dipilih
Langganan:
Postingan (Atom)