Sabtu, 18 Januari 2014

Pelukis

Disaat ulang tahunmu nanti aku ingin menghadiahimu sebuah lukisan yang berasal dari fotomu yang aku ambil secara diam-diam. Aku akan meminta pelukis itu melukis wajahmu dengan indah.Lalu aku akan mengirimnya menggunakan kantor pos dengan tenggat waktu selama 3 hari walaupun aku mampu membayar untuk dikirim dalam sehari. Walaupun kita masih satu kota.
Disaat kamu menerima paket lukisanmu itu, akan aku selipkan sebuah kartu ucapan untukmu. Tentunya ucapan selamat ulang tahun terlebih dulu.

Dear,
"Aku hanya bisa menghadiahimu sebuah lukisan berlukis dirimu yang telah aku mintai tolong seorang pelukis untuk melukis wajahmu yang indah. melalui fotomu yang cantik, aku ambil secara diam-diam tanpa dirimu tahu. Kalau ingin lebih romantis lagi seharusnya aku yang melukis wajahmu, tapi apadaya tangan ini tak mampu melukis wajahmu yang indah seperti matahari pagi terbit di ufuk timur yang datang untuk menghangatkan kembali disaat malam dingin yang gelap menusuk kulit hingga menggigil. Aku tidak mampu melukis wajahmu karena yang aku tahu, seindah apapun lukisan atau gambar tentang dirimu tiada yang lebih indah selain dirimu yang nyata. Aku tahu pelukis itu juga butuh waktu lama untuk melukis wajahmu karena dia tidak ingin melakukan kesalahan sekecilpun. Jikalau aku memang seorang pelukis handal, jika harus melukis wajahmu, aku tidak akan mampu walaupun harus melukis dalam waktu 100 tahun. Lukisan itu tidak bisa mewakilimu yang nyata, yang indah, yang meneduhkan. Tidak akan bisa."

Selamat ulang tahun.

Senin, 13 Januari 2014

Aku : Tua

Tubuh lemah dan bulu di ketiak mulai hilang dan rambut hitam ini mulai memutih. Anak-anak mulai memanggil Aku “Kakek”. Aku berjalan sangat lamban dibanding anak-anak itu. Mereka sangat lincah dan gesit. Mengingatkanku saat kecil dulu. Aku mulai lamban berpikir dibanding orang dewasa itu. Dia sangat pintar dan cerdas. Mengingatkanku saat dewasa dulu. Aku melamban. Begitu juga metabolism tubuh ini. Aku sadar! Kini aku siap…

Aku : Dewasa

Bulu lebat menyelimuti diantara bibir dan hidung. Tidak hanya disitu saja tapi di ketiak juga. Membuatku  harus membeli deodorant agar kemejaku tidak basah di bagian ketiak. Bangun di pagi hari lalu kembali istirahat di malam hari bahkan tengah malam dan kadang dini hari. Aku mulai sering berpikir hingga terkadang aku stress. Aku rindu masa kanak-kanak. Ketika Ibu mulai memarahi karena aku tidak mau tidur siang. Disaat Aku menangis karena berada jauh dari Ibu. Kini aku tidak merasakan itu (lagi). Aku harus siap menjadi tua. Sadarkah Aku?

Minggu, 12 Januari 2014

Aku : Remaja

Semuanya mengalami perubahan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Perubahan yang tanpa disadari berubah. Entah siapa yang mengubah tapi perubahan ini berubah begitu saja. Tubuh ini meninggi dan suara ini lebih menggema. Bulu halus mulai tumbuh diantara hidung dan bibir. Ini yang Aku dambakan ketika masa kanak-kanak. Tapi aku ingin kembali menjadi kanak-kanak. Disaat tidak harus malu ketika pipis di celana, menangis karena jatuh dari sepeda dan berlari bahagia ketika hujan datang dan bermain bersama. Tidak perlu banyak berpikir, hanya bermain dan bersenang-senang. Itulah kanak-kanak yang aku rindukan. Kini aku harus berpikir bagaimana menjadi dewasa. Sadarkah Aku?


Senin, 06 Januari 2014

Hujan Jangan Berhenti

hujan turun tiada henti
sampai malam menjadi sunyi
tiada orang disini
menunggu sampai mati

kapan hujan berhenti?
disaat kesunyian menjadi ramai
oleh harumnya bangkai
di bibir sungai

hujan menyembunyikan harumnya
terbawa oleh tetesan hujan yang jatuh ke sungai
langit gelap tanpa bintang dan bulan
cahaya alam sedang bersembunyi

hujan telah berhenti
harumnya menyeruak tajam
menusuk hidung hingga ke otak

binatang berdatangan menghampiri
menghabisi setiap inci
perlahan harumnya mulai pergi
tanda tidak akan kembali