Menanti
Padi yg
menguning
Aku masih
bersamanya sejak ia masih hijau kecil
Berharap
mendapat sebuah cerita
Hanya hama
yg aku dapat
Menggerogoti
tiap batang sampai rapuh
Tidak
pernah merasa sekesal ini
Entah harus
sampai kapan
Rasa ini
selalu menanti
Sudah
terlalu parah hingga diujung kepala
Aku sudah
terkena perangkapmu
Aku tidak
bisa lepas
Hanya kamu
yg bisa
Mengambil
atau melepaskan perangkap ini
Aku hanya
bisa menanti
Mata hati
Aku tidak
bisa melihat tapi aku bisa merasa
Aku berbeda
dengan mata yang lainnya
Aku lakukan
apa yg aku rasa
Terkadang
mata ini lebih baik daripada mata yg lainnya
Mata ini
menjadi penunjuk jalan yg lebih baik
Ke jalan yg
bagus ataupun jelek
Mata ini
tidak pernah salah
Yg salah
adalah pemilik mata ini
Sang
pemilik memang selalu begitu
Mata hati
Merasakan
dengan rasa
Rasakan apa
yg dirasa
Sebuah Cerita
Ijinkanku
bercerita
Kisah
tentang dia yg kupuja
Kerlip
matanya yg indah
Membuat
bintang menjadi iri
Suaranya yg
merdu
Bagai
nyanyian burung di pagi hari
Rasa iri
selalu menghampiri
Tak
pernah memaki
Walau
kadang ada rasa benci
Ingin
rasanya mengakhiri
Biarkan
malam hidup
Meninggalkan
matahari yg mengumpat
Mengasihani
sang bulan
Tak pernah
ia sesenang ini
Menari
bersama awan
Pagi
menjelang
Malam
menghilang
Hidup dalam
kesemuan
Mencoba
kekekalan
Tidak ada
yg abadi
Yang abadi
tidak akan pernah ada
Hey Laut!
Hey laut!
Aku tahu
kamu hanya bisa bergemuruh
Memecah
karang tak bersalah
Lalu
meninggalkannya begitu saja
Tapi
gemuruhmu tidak bising
Tidak
memekakan telinga
Bisa
menenangkan
Hey laut!
Kamu
terlalu luas utk aku arungi
Terlalu
berbahaya untuk aku selami
Tapi
terlalu indah untuk aku akui
Hey laut!
Jangan suka
marah
Kamu
terlalu mengerikan
Aku lebih
suka kamu tenang
Jangan suka
marah kepada kami
Hey laut!
Kalau saja
kamu tidak ada
Dunia ini
terasa kering
Hey laut!
Biarlah
kamu membasahi hidupku
Menerjang
dan memecah
Lalu
diam-diam menenangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar