Rabu, 20 Februari 2013



Menanti

Padi yg menguning
Aku masih bersamanya sejak ia masih hijau kecil
Berharap mendapat sebuah cerita
Hanya hama yg aku dapat
Menggerogoti tiap batang sampai rapuh

Tidak pernah merasa sekesal ini
Entah harus sampai kapan
Rasa ini selalu menanti
Sudah terlalu parah hingga diujung kepala

Aku sudah terkena perangkapmu
Aku tidak bisa lepas
Hanya kamu yg bisa
Mengambil atau melepaskan perangkap ini
Aku hanya bisa menanti


Mata hati

Aku tidak bisa melihat tapi aku bisa merasa
Aku berbeda dengan mata yang lainnya
Aku lakukan apa yg aku rasa
Terkadang mata ini lebih baik daripada mata yg lainnya

Mata ini menjadi penunjuk jalan yg lebih baik
Ke jalan yg bagus ataupun jelek
Mata ini tidak pernah salah
Yg salah adalah pemilik mata ini
Sang pemilik memang selalu begitu

Mata hati
Merasakan dengan rasa
Rasakan apa yg dirasa

Sebuah Cerita

Ijinkanku bercerita
Kisah tentang dia yg kupuja

Kerlip matanya yg indah
Membuat bintang menjadi iri
Suaranya yg merdu
Bagai nyanyian burung di pagi hari

Rasa iri selalu menghampiri
Tak pernah  memaki
Walau kadang ada rasa benci
Ingin rasanya mengakhiri

Biarkan malam hidup
Meninggalkan matahari yg mengumpat
Mengasihani sang bulan
Tak pernah ia sesenang ini
Menari bersama awan

Pagi menjelang
Malam menghilang
Hidup dalam kesemuan
Mencoba kekekalan
Tidak ada yg abadi
Yang abadi tidak akan pernah ada

Hey Laut!

Hey laut!
Aku tahu kamu hanya bisa bergemuruh
Memecah karang tak bersalah
Lalu meninggalkannya begitu saja

Tapi gemuruhmu tidak bising
Tidak memekakan telinga
Bisa menenangkan

Hey laut!
Kamu terlalu luas utk aku arungi
Terlalu berbahaya untuk aku selami
Tapi terlalu indah untuk aku akui

Hey laut!
Jangan suka marah
Kamu terlalu mengerikan
Aku lebih suka kamu tenang
Jangan suka marah kepada kami

Hey laut!
Kalau saja kamu tidak ada
Dunia ini terasa kering

Hey laut!
Biarlah kamu membasahi hidupku
Menerjang dan memecah
Lalu diam-diam menenangkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar