Sampai sekarang saya baru tersadar mengapa saya selalu memberi judul "Berpikir Sejenak" bukan "Ayo Bertindak" atau "Mari Lakukan Sekarang". Sebenarnya tulisan ini bertujuan untuk mengajak kita berpikir dan melakukan tindakan apa yang telah dipikirkan. Bukan hanya memikirkannya tanpa bagaimana solusinya. Kini, saya pun masih seperti itu. Berpikir bagaimana solusi sebuah masalah dan tindakan yang saya lakukan masih sangat kecil sekali. Kadang, saya merasa ilmu yang saya miliki masih terlalu minim untuk bertindak besar. Itulah mengapa saya masih terus belajar untuk berpikir dan memberikan tindakan yang solutif dan memiliki impact yang besar.
Dipenghujung akhir tahun ini saya semakin sadar bahwa hal positif yang disebarkan akan bersifat seperti virus. They are going viral. Coba saja kita memposting salah satu gambar atau kata - kata yang bersifat mengajak berbuat baik seperti hope, compassion, volunteer dan lainnya. Saya sangat setuju dengan apa yang ditulis oleh Pandji Pragiwaksono mengenai kepedulian. Ya, bangsa Indonesia sangat peduli jika ada hal - hal yang bersifat hope, compassion, volunteer, disaster dan lainnya tapi masalahnya adalah untuk memulai menyebarkan virus itu. Budaya orang Indonesia adalah kata "terserah". Hey, mau makan dimana? "terserah, coba tanya si A. "A mau makan dimana?" "terserah deh, gua mah ngikut aja".
Saya juga percaya apa yang dosen saya pernah katakan bahwa orang - orang yang membawa perubahan itu hanya sebesar 2,5% (koreksi jika salah) dan orang - orang yang sangat tertinggal atau bisa kita bilang "Laggard" juga sebesar 2,5%. Lalu sisanya adalah kita (I hope I am the change maker) "Follower".
Kita bisa lihat contoh sepakbola dimana satu orang bintang sepakbola mempunyai follower yang begitu banyak, begitu juga dengan penyanyi, aktor, sastrawan, negarawan, budayawan dan lainnya. Mereka mempunyai pengikut atau follower. Sedangkan follower, fans ataupun pengikut hanya ikut saja. Walaupun nantinya ada yang terpengaruh untuk mengikuti jejak sang bintang tapi itu masih sedikit jumlahnya. Sekarang, tinggal dilihat saja, dimana posisi kita? Apakah ada yang dilakukan untuk berubah menjadi seperti bintang yang diikuti atau hanya menjadi pengikut saja.
Rabu, 09 Desember 2015
Selasa, 08 Desember 2015
Kapan Kita Bisa Jumpa
Kapan kita bisa jumpa
Kau tak kunjung datang dari ujung malam
Diliputi rasa resah
Cahayamu tak kunjung nampak
Kini hanya sunyi yang mengecam
Cahayamu selalu terang dalam gelap
Kau tidak bisa redup
Layaknya matahari yang selalu bersinar
Tak pernah padam
Cahayamu abadi
Kapan kita bisa jumpa
Mungkinkah kau menghilang
Ditelan gelapnya malam
Kau tak kunjung datang dari ujung malam
Diliputi rasa resah
Cahayamu tak kunjung nampak
Kini hanya sunyi yang mengecam
Cahayamu selalu terang dalam gelap
Kau tidak bisa redup
Layaknya matahari yang selalu bersinar
Tak pernah padam
Cahayamu abadi
Kapan kita bisa jumpa
Mungkinkah kau menghilang
Ditelan gelapnya malam
Langganan:
Postingan (Atom)