Senin, 12 Oktober 2015

N.B : Tunggulah

Kalau masih ada rupa
Aku tidak ingin berpura - pura
Melalui kiasan kata yang tertata
Kau dicumbu buta
Hingga kau tidak tahu rupa yang sesungguhnya

Raga yang nyata
Kosong tak berisi
Hanya angin lalu lalang berhembus
Imaji yang kau ciptakan sungguh berlebihan

Jika kiasan kata tak juga menyembuhkan
Akan aku kirim kata yang bergerak
Agar kau mampu menggenggam lengan ini

Jika aku tak kunjung rupa

NB : Tunggulah

Rabu, 07 Oktober 2015

Berpikir Sejenak (4)

Lulus dari dunia perkuliahan sebagai mahasiswa dan melihat bagaimana kehidupan "nyata" ternyata selalu tidak sesuai dengan ekspektasi sebagai seorang mahasiswa yang selalu dijejali oleh teori yang apik. Sekarang bukan lagi sebagai mahasiswa tapi saya menganggap diri ini sebagai pemuda yang berada di tengah antara golongan tua dan remaja. Pemuda yang mempunyai banyak mimpi tapi kadang terhalang oleh keadaan dan dukungan. Terlalu idealis-lah, terlalu muluk - muluk, kebanyakan mengkhayal dan lainnya. Mendambakan kehidupan yang lebih baik sepertinya itu impian semua orang. Sayang, sudah banyak pemuda dan golongan tua yang terjerembab ke dalam lumpur hisap, sudah kotor tidak bisa keluar pula.

Rasanya tidak semua pemimpin itu baik dan tidak semua pemimpin itu buruk. Saya pernah melihat pemimpin yang baik dan saya juga pernah mendengar pemimpin yang buruk, benar - benar buruk. Bagaimana bisa? pemimpin yang seharusnya menjadi teladan, memiliki pendidikan tinggi tapi tak semuanya paham mengenai etika ataupun moral. Sayangnya di Indonesia tidak ada pendidikan moral, mungkin kita harus belajar kepada alam. Tidak menangis saat dicemari, tidak pedih saat digali, tidak sakit saat di gergaji dan tidak mengadu pada Tuhan sang Pencipta semesta ketika dirusak. Sedangkan kita, manusia, yang selalu mengeluh dan mengadu jika kita disakiti, dihina, dicaci, dicuri bahkan direbut ataupun diganti. Manusia makhluk yang sempurna tapi juga lemah dan rentan walau terkadang merasa sangat besar saat berada di puncak tertinggi atau mempunyai segalanya.

Adakah pemuda yang ingin bergerak bersama? Melawan sistem yang sudah usang, memperbaiki moral, merubah "short cut culture" yang sudah mengendap terlalu lama menjadi kerak yang sulit untuk dihilangkan. Sepertinya begitulah kondisi Indonesia sekarang, sulitnya orang - orang hebat dan baik menembus kerak yang sudah terlalu lama mengendap untuk dihilangkan. Solusinya hanya satu, pemuda bergerak maju dan bersama tanpa memikirkan kepentingan pribadi maupun golongan untuk membawa perubahan. Ya, hidup selalu berubah dan harus selalu ada perubahan. Itulah mengapa kita harus terus bergerak maju.

Mengutip quote dari Tan Malaka dan mungkin ini yang saya rasakan sampai saat ini "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda".

I've got no money, I've got no position, I've got no power that I only have is an idea.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Alasan

Kamu adalah alasan aku untuk pulang.
Kamu adalah rumah.
Bukan hanya untuk berlindung dari teriknya panas
tapi juga berlindung dari rasa rindu yang menyengat.