Di negara maju sudah berpikir bagaimana asal mula adanya kehidupan. Dari teori big bang hingga teori evolusi yang penuh dengan kontroversi. Hingga seorang scientist berpendapat bahwa "tubuh kita adalah sebuah galaksi mini."
Disini, di negaraku masih berpikir bagaimana menjadi seorang penguasa. Dari kepala desa hingga kepala negara. Hingga seorang scientist berpendapat bahwa "tubuh kita adalah sebuah galaksi mini."
Seluas itukah pemikiran seseorang yang berada di negara maju? Sesempit itukah pemikiran di negaraku ini?
Bukankah kita semua sama. Diciptakan dengan dibekali akal bukan insting.
Hidup terlalu singkat untuk mencari kuasa, terlalu lama untuk berkuasa.
Hampir jutaan tahun untuk bumi berubah sampai sekarang ini. Berbagai kehancuran dan kerusakan pernah ia alami. Pernahkah kita berpikir? Berapa lama kita bisa berubah? Menerima kekalahan dan keterpurukan untuk bangkit lalu maju ke depan.
Bukankah seorang scientist pernah bilang bahwa "tubuh kita adalah sebuah galaksi mini"
Lalu sesulit itukah?
Selasa, 17 Februari 2015
Senin, 16 Februari 2015
Muak
Mereka yang membakar uang
Merelakan si 4 bulan menghirup harumnya uang terbakar
Mengiris kertas bergambar bung karno dan bung hatta
Hanya untuk membuncitkan perut yang kekenyangan
Memamerkan kejayaan
Keprihatinan hanyalah prihatin
Amuk..
Setiap pendapat adalah kebenaran
Lain pendapat adalah kesalahan
Semua benar
Semua salah
Muka..
Kesan pertama selalu mengesankan
Membunuh karakter itu yang utama
Biarkan figuran yang bermain di depan
Tokoh utama dibelakang layar
Kamu..
Seperti cuaca sekarang ini
Tidak menentu dan tidak akan pernah tahu
Senin, 09 Februari 2015
Beranjak
Lembar - lembar berserakan
Daun - daun berguguran
Matahari tenggelam
Sunyi mencekam
Mulai beranjak pergi
Kursi goyangnya terus bergoyang
Lalu di bawah rindangnya malam
Ia bersandar
Kemana lagi harus pergi
Daun - daun berterbangan
Dihempas derasnya angin
Menuju kemana ia tak tahu
Lembar - lembar berguguran
Mencari kemana ia tak tahu
Terus berjalan di tengah kesunyian
Berharap matahari bersinar
Menghidupkan daun - daun yang gugur
Di kesunyian ia bersandar
Kemana lagi harus mencari
Kursi goyangnya mulai berhenti
Daun - daun berguguran
Matahari tenggelam
Sunyi mencekam
Mulai beranjak pergi
Kursi goyangnya terus bergoyang
Lalu di bawah rindangnya malam
Ia bersandar
Kemana lagi harus pergi
Daun - daun berterbangan
Dihempas derasnya angin
Menuju kemana ia tak tahu
Lembar - lembar berguguran
Mencari kemana ia tak tahu
Terus berjalan di tengah kesunyian
Berharap matahari bersinar
Menghidupkan daun - daun yang gugur
Di kesunyian ia bersandar
Kemana lagi harus mencari
Kursi goyangnya mulai berhenti
Senin, 02 Februari 2015
Dingin
Dingin..
Mengapa bisa ada dingin?
Lalu kemana perginya panas?
Bahkan matahari pagi pun tidak bisa menggantikan dinginnya pagi
Dingin..
Aku butuh kehangatan
Aku mencari tapi yang kutemui hanyalah api
Api dapat menghangatkan tapi mengerikan
Aku tak ingin terbuai
Dimana panas?
Aku kedinginan
Di setiap pagi dingin selalu menghampiri
Malam mendinginkan semesta
Panas pun tak kunjung tiba
Terpaksa aku mencari api
Perlahan api menghangatkan dan menghilangkan dingin
Aku terbuai
Aku meleleh dan mencair dibuatnya
Dan api pun menghilang begitu saja
Mengapa bisa ada dingin?
Lalu kemana perginya panas?
Bahkan matahari pagi pun tidak bisa menggantikan dinginnya pagi
Dingin..
Aku butuh kehangatan
Aku mencari tapi yang kutemui hanyalah api
Api dapat menghangatkan tapi mengerikan
Aku tak ingin terbuai
Dimana panas?
Aku kedinginan
Di setiap pagi dingin selalu menghampiri
Malam mendinginkan semesta
Panas pun tak kunjung tiba
Terpaksa aku mencari api
Perlahan api menghangatkan dan menghilangkan dingin
Aku terbuai
Aku meleleh dan mencair dibuatnya
Dan api pun menghilang begitu saja
Langganan:
Postingan (Atom)