Senin, 18 Maret 2013

Sedikit Bicara Banyak Mendengar

Saat mulut tidak bisa lagi berucap, hanya bisa membiarkan mata ini yang membantu untuk berbicara. Kala waktu berselang, mata tak lagi bisa berbicara hanya tubuh yang bisa diandalkan untuk berbicara. Berbicara cara untuk menatapmu tidak semudah menatap mata kucing yang menyala di malam hari. Terdiam adalah hal yang paling terbaik untuk menghadapimu. Aku tak ingin salah dalam berucap walau kadang otak dan mulut suka bermusuhan tapi mereka suka mengerti diri ini. Kalau memang telepati itu ada, aku lebih memilih untuk belajar telepati sampai bertahun - tahun agar aku berani berbicara. Kalau saja berbicara tidak mengeluarkan suara aku akan berbicara dengan lantang. Kalau saja waktu bisa berbicara, mengabarkan kalau besok atau lusa adalah waktunya untuk berbicara, tidak peduli suara ini jelek atau sumbang, aku akan berbicara dengan lantang.Mengandaikan benda mati menjadi benda hidup dan bisa berbicara mengabarkan setiap berita yang ada. Bagaikan hidup di dunia animasi. Ingin rasanya merasakan tinggal di dunia animasi. Hidup dengan penuh imajinasi dan khayalan tinggi, tidak perlu untuk jatuh karena ketika jatuh kita bisa melayang tinggi kembali, bahkan tidak bisa kembali.
Kalau memang hewan bisa mendengarku berbicara, sepertinya aku harus membeli sebuah binatang peliharaan untuk diajak berbicara, bukan dipelihara. Hanya membiarkan dia bebas dan membiarkan dia mau mendengarkan. Banyak orang berbicara tapi sedikit yang ingin mendengar. Padahal, kuping jumlahnya lebih banyak dari mulut, mungkin itu mengapa Tuhan menciptakan kuping lebih banyak, supaya bisa lebih banyak mendengarkan.Dengar lalu lakukan. Mungkin itu apa yang Tuhan lakukan. Dia jarang berbicara malah banyak mendengar keluh kesah dan kadang kegembiraan yang kita dapatkan. Apakah ada orang yang pernah mendengar Tuhan berbicara? Dia hanya mendengarkan. Merasa malu karena tidak bisa berbicara dengan hebat tapi harus lebih malu lagi kalo tidak mau mendengarkan orang yang berbicara bahkan bukan orang hebat sekalipun. Walaupun sepele, sepertinya itulah yang harus dilakukan. Dengan mendengar kita bisa merasa, dengan mendengar kita bisa membaca, dengan mendengar kita bisa tahu dan dengan mendengar kita bisa dihargai.

Minggu, 10 Maret 2013

Rasa



Bersamamu adalah keindahan yg tidak bisa dilukiskan oleh siapapun bahkan davinci sekalipun dia tak akan bisa. Tidak bisa diterjemahkan dalam kata-kata puitis bahkan kahlil gibran pun tidak akan bisa.
Tidak ada yg bisa mengerti,hanya aku dan kamu karena kita tidak berbicara bahasa, kita berbicara dengan rasa. Bersamamu, rasa ini menjadi bahasa untuk berbicara. Bahasa rasa ini hanya bahasa kita.

Dendam

Kalau dendam masih ada lebih baik tidak usah ada rasa
Kalau dendam masih ada lebih baik mati saja
Kalau dendam masih ada dia lebih buruk daripada binatang
Kalau dendam masih ada dia lebih bau dari bunga bangkai
Kalau dendam masih ada hidup tidak akan bisa tenang

Kalau dendam masih ada..
Lebih baik memaafkannya


Menatap matamu dengan dalam bagaikan menyelami sebuah palung yg paling dalam dan didalamnya terdapat ikan-ikan yg indah dan mempunyai bentuk yg unik dan juga semakin dalam semakin jernih sehingga sulit untuk kembali ke permukaan. Aku mati dalam tatapanmu.